Awal di Gelar Acara Perlombaan Mural Sangat Sepi Karena Beredar Isu Yang Dianggap Tidak Benar
Jakarta - Korps Bhayangkara mengadakan Mural Celebration 2021 atau Piala Kapolri
yang digelar oleh seluruh Polda se-Indonesia. Namun, untuk pembukaan
lomba ini dilakukan di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta
Selatan.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan, acara yang digelar
tepat pada hari ulang tahun Humas Polri ke-70 dan hari Sumpah Pemuda
pada 28 Oktober 2021 ini tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes)
Covid-19 yang ada.
Ternyata, awal digelarnya lomba mural tersebut tidak banyak masyarakat
yang meminatinya. Karena, saat dimulainya pendaftaran hanya sebanyak 18
saja yang mendaftarkan.
"Namun setelah kita berikan imbauan bahwa tidak perlu takut. Jadi ada
isu bahwa jadi kalau kita nanti ikut, ini cara polisi untuk tahu
identitas kita. Sehingga sewaktu-waktu nanti kita pasti ditangkap,
awalnya seperti itu,"kata Sigit dalam sambutannya, Sabtu (30/10).
Mengetahui hal itu, orang nomor satu di Polri ini pun
langsung menegaskan tidak adanya informasi tersebut. Ia pun memastikan
jika institusinya bukan lah organisasi yang antikritik.
"Kemudian ramai, 803. Sekali lagi saya sampaikan dalam kesempatan ini
bahwa undang-undang pun mengatur bahwa dalam Pasal 28 bahwa masyarakat
atau rakyat diberikan kebebasan berekspresi, jadi tentunya kami dari
Polri merujuk undang-undang tersebut,"tegasnya.
"Lalu kemudian itu dukungan kamu juga terhadap undang-undang nomor 9
tentang kemerdekaan penyampaian pendapat di muka umum,"sambungnya.
Menurutnya, hal ini berbeda dibandingkan dengan era orde sebelumnya.
Karena, pada zaman reformasi ini kebebasan dibuka dan tentunya
masyarakat bebas untuk menyampaikan aspirasinya.
"Tentunya ada hal-hal yang tetap juga dihormati dalam hal menyampaikan
kebebasan berekspresi, apalagi ini berkaitan dengan bagaimana hak-hak
orang lain juga tetap kita perhatikan,"ucapnya.
Eks Kabareskrim Polri ini menjelaskan, kebebasan berekspresi sampai saat
ini terus berkembang. Apalagi, di era teknologi informasi 4.0 dimana
kebebasan bisa dituangkan di dunia maya atau dunia siber.
"Dan ini yang kemudian marak muncul berbagai ekspresi. Apakah itu
ekspresi positif ataupun ekspresi negatif tentunya dalam posisi ini
banyak hal yang kemudian mengambil langkah-langkah dan menanggapi
ekspresi ini dengan beragam persepsi juga,"jelasnya.
Mantan Kadiv Propam Polri ini secara tegas menyebut, Polri sangat
menghormati kebebasan dalam berekspresi. Terlebih, Presiden Joko Widodo
(Jokowi) juga sudah menyampaikan, jika Indonesia adalah negara yang
sangat demokratis dan sangat menghargai kebebasan berekspresi.
"Oleh karena itu, kami institusi Polri memegang teguh aturan-aturan
yang ada, arahan dari Bapak Presiden terkait dengan kebebasan
berekspresi. Tentunya hari ini adalah bukti bahwa kami menghormati
kebebasan ekspresi,"sebutnya.
Dengan adanya lomba mural ini, ia mengungkapkan agar Polri mendapatkan
comments atau masukan tentang harapan masyarakat terhadap penanganan
Covid-19 atas ekspresi yang disampaikan melalui mural
"Saya juga sampaikan masukan tema kritikan tentang Polri, masyarakat
silakan mau berekspresi, positif boleh. Tentunya jadi motivasi buat
kami, negatif juga boleh. Karena itu, jadi bagian untuk kami introspeksi
untuk mengubah agar bisa jadi lebih baik sesuai dengan harapan
masyarakat,"ujarnya.
Ia pun memastikan, Polri akan menerima semua mural dari para peserta
lomba. Baik yang bersifat positif bahkan pesan atau gambar yang negatif.
"Nanti yang gambarnya bagus tentunya ada dewan juri, khususnya tentang
Polri. Kalau itu gambarnya paling pedas, itu juga akan kami terima dan
saya jamin yang berani menggambar seperti itu akan jadi sahabatnya
Kapolri, jadi temannya Kapolri,"ungkapnya.
Mantan Kapolda Banten ini menginginkan, masyarakat bisa memberikan
gambaran kepada Korps Bhayangkara tentang bagaimana persepsi masyarakat
tentang Polri.
Dengan begitu, nantinya Polri setiap harinya bisa melakukan pembenahan
dalam institusi. Sehingga, mereka bisa menyiapkan institusi serta
personel menjadi lebih baik.
"Jadi Polri yang dipercayai publik, Polri yang dicintai masyarakat. Ide
ini muncul dari diskusi, karena muncul peristiwa 404 Presiden Jokowi not
located.
Kemudian ada aksi-aksi di lapangan yang menjadi polemik, ada
yang menghapus, ada juga yang membiarkan. Jadi kali ini kita sampaikan
bahwa pemerintah, polisi tidak antikritik," paparnya.
"Kita memberikan kebebasan berekspresi dan kebebasan sebagai penyaluran
dari aspirasi masyarakat terhadap pemerintah dan Polri dan tentunya itu
jadi bagian evaluasi kami untuk jadi lebih baik. Tentunya ini jadi
kebanggaan kami bahwa ternyata kawan-kawan tidak takut dan berani
tampil. Gambar yang positif, negatif, silakan. Kami akan menghargai
betul," sambungnya.
Dengan adanya kritik yang disampaikan atau disalurkan lewat mural akan
menjadi masukan positif bagi pihaknya. "Sekali lagi, kritik memberi
masukan positif, negatif juga boleh. Akan jadi teman Pak Kapolri,"
ucapnya.
Di akhir sambutannya, ia juga mengucapkan rasa terimakasih kepada para
pendukung Polri dalam melaksanakan Piala Kapolri yakni lomba mural.
"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih dan apresiasi pada seluruh
pendukung acara dari PT Tepo Inti, kemudian Financial institution
Mandiri dan bank BRI dan seluruh pihak yang bekerjasama dalam
penyelenggaran event mural ini. Sehingga kegiatan ini bisa berjalan
dengan aman dan lancar,"tutupnya.
Komentar
Posting Komentar