Dampak Akibat Erupsi Semeru, Sekitar 3.697 Warga Mengungsi di Posko Tanggap Darurat

Jakarta - Jumlah warga yang mengungsi akibat awan panas guguran (APG) Gunung Semeru bertambah. Data kemarin masih 2.004, kini bertambah jadi 3.697 jiwa. Data ini berdasarkan laporan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru pada hari ini pukul 12.00 WIB.

"Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa,"jelas Plt. Kepala Pusat data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Selasa (7/12).

Ada lebih dari 19 titik pengungsian korban terdampak bencana Gunung Semeru. Rinciannya, 9 titik di Kecamatan Pronojiwo, Lumajang dengan total pengungsi 382 jiwa, 6 titik di Kecamatan Candipuro 6 dengan jumlah pengungsi 1.136 jiwa.

Kemudian Kecamatan Pasirian 4 titik overall pengungsi 563 jiwa, Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa, dan Kecamatan Sukodono 45 jiwa,

Abdul mencatat, korban meninggal dunia sementara sebanyak 34 orang, luka-luka 56 orang, hilang 17 orang, dan terdampak 5.205 orang. Terkait jumlah warga yang dinyatakan hilang dan luka, posko masih melakukan pemutakhiran data dan validasi.

Selain korban jiwa, awan panas guguran Gunung Semeru juga mengakibatkan 2.970 unit rumah terdampak. Pemerintah daerah masih melakukan pemutakhiran jumlah rumah terdampak maupun tingkat kerusakan. Bangunan terdampak lainnya berupa fasilitas pendidikan 38 unit dan jembatan terputus (Gladak Perak) 1 unit.

Gunung Semeru terpantau mengalami 2 kali gempa letusan dan durasi gempa 55 sampai 125 detik. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menginformasikan terjadi 7 kali gempa guguran dengan durasi 50 hingga 120 detik.

PVMBG merekomendasikan sejumlah hal terkait aktivitas Gunung Semeru. Pertama, masyarakat tidak beraktivitas dalam span 1 km dari kawah atau puncak Gunung Semeru dan jarak 5 kilometres arah bukaan kawah di sektor tenggara-selatan.

Masyarakat juga harus mewaspadai awan panas guguran, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Span dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

Kedua, masyarakat menjauhi atau tidak beraktivitas di location terdampak material awan panas karena saat ini suhunya masih tinggi. Ketiga, masyarakat perlu mewaspadai potensi luncuran di sepanjang lembah jalur awan panas Besuk Kobokan.

Keempat, masyarakat perlu mewaspadai ancaman lahar di alur sungai atau lembah yang berhulu di Gunung Semeru. Hal tersebut mengingat banyaknya product vulkanik yang sudah terbentuk.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pemkab Sleman Jelang Nataru, Menutup Alun-alun Dan Beberapa Tempat Berpontensi Keramaian

Polda Jateng Mengusut Kebakaran 13 Kapal Nelayan di Pelabuhan Tegal, Jawa Tengah

Polisi Menangkap Residivis Penipuan Perusahaan Taiwan Dan Korsel Hingga Mencapai Rp84 Milliar